Text
Sejarah sosial intelektual Islam di Indonesia
Buku ini adalah sebuah kajian tentang Islam Indonesia dengan penghampiran dari berbagai sisi: sejarah, sosial, politik, psikologis dan budaya. Dengan melihat pengalaman sejarahnya yang khas, buku ini dimaksudkan untuk memahami sosok dan wajah Islam Indonesia yang berbeda dari kawasan-kawasan lain di dunia Islam. Tulisan-tulisan didalamnya berupaya mendiskusikan beberapa tema tentang Islam Indonesia dalam ragam persoalan dan perspektifnya. Karenanya, pembahasan buku ini bersifat tematis.
Sebagai kajian tematis, tulisan-tulisan dalam buku ini variatif. Beberapa tulisan bersifat deskriptif dan informatif, sebagiannya merupakan gagasan orisinal dan sebagian yang lain berusaha mengkritisi persoalan-persoalan yang menjadi public discourse dalam Islam Indonesia seperti tentang proses Islamisasi, peranan ulama dalam sejarah, kelas menengah Muslim, sekularisasi, pluralisme, terorisme, Islam liberal, pornografi dan lain-lain dengan satu tema inti: Islam Indonesia. Mudah-mudahan perspektif dalam buku ini bisa diterima sebagai sesuatu yang absah dan, dan lebih dari itu, diharapkan mewakili pandangan yang tidak ditemukan pada tulisan-tulisan lain yang berserakan dalam samudera diskursus Islam Indonesia.
Dengan segala kekurangannya, buku ini berusaha ingin menampilkan sebuah kajian tentang sejarah sosial budaya Islam Indonesia dalam bentang waktunya yang panjang sejak masuknya, masa Islamisasi hingga masa kontemporer yang mudah-mudahan berguna bagi para peminat studi-studi Islam Indonesia khususnya para mahasiswa Islam dari berbagai jurusan. Sebagai kajian analisis, bukan deskriptif naratif, buku ini tidak disusun secara kronologis melainkan disusun berdasarkan tema kajian. Buku ini adalah sebuah perspektif dalam membaca Islam Indonesia, wilayah kajian yang dewasa ini semakin menarik perhatian dunia.
Gambaran tentang Islam Indonesia, dalam banyak hal, didominasi oleh pandangan arus utama yang diproduksi kaum intelektual dan diterima begitu saja sebagai “konvensi kebenaran” kemudian menjadi pegangan bersama. Idealnya, melalui buku ini, penulis ingin melihat celah-celah yang tidak terwakili (subaltern) sebagai pemberontakan gagasan yang berusaha menemukan kekeliruan-kekeliruan dari pemikiran konvensional yang diterima luas. Mohon ampun, bila ini ternyata tidak terbukti apalagi bila ditemukan ternyata argumen-argumennya lemah. Karya ini hanyalah sebuah ijtihad, sebuah perjalanan dan pengembaraan pemikiran yang akan terus mengalami perubahan dan harus berubah.
B2019-219-1 | 297.095 98 MOE s | Tersedia | |
B2019-219-2 | 297.095 98 MOE s | Tersedia | |
B2019-219-3 | 297.095 98 MOE s | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain